Orbit Kepri, Batam | Pengembangan Pelabuhan Batuampar, Kota Batam, Kepulauan Riau, sebagai hub logistik internasional terus dilakukan. Setelah mengadakan fasilitas Ship to Shore (STS) Crane pada 2023 lalu, tahun ini Pelayaran Direct Call perdana rute Batam-China resmi dibuka.
Direct Call merupakan pelayaran peti kemas langsung dari pelabuhan dalam negeri ke pelabuhan tujuan yang ada di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan manapun yang ada di dalam negeri. Dengan demikian, ekspor dan impor yang sebelumnya melalui Singapura, saat ini sudah bisa langsung menuju China.
Pelayaran langsung ini, dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC) China. Pada pelayaran rute perdana dari China menuju Batam, SITC China mengoperasikan kapal MV SITC Hakata. Kapal dengan bobot 23.000 GT itu, bersandar di Pelabuhan Batuampar pada Minggu (31/3/2024).
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, mengapresiasi pembukaan Direct Call Batam-China itu. Ia mengatakan, pembukaan pelayaran langsung tersebut merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo. Sehingga, momen pembukaan pelayaran langsung ini menjadi momentum dalam mengembangkan rute lainnya.
“Bukan berapa jumlah kapal ke China hari ini, tapi tugas kita bagaimana kita mempersiapkan barang untuk diberangkatkan ke sana dan daerah lainnya. Kalau barang semakin banyak, maka semakin banyak line-nya ke daerah lain,” ucapnya.
Rudi melanjutkan, ke depannya diharapkan seluruh perusahaan di Kota Batam bisa memanfaatkan pelayaran langsung ke China itu. Tidak hanya ke China, namun juga ke beberapa negara lainnya. Sehingga biaya logistik dari Batam ke sejumlah negara bisa lebih murah seperti ekspor ke China saat ini. Selain itu, tidak hanya kemudahan dalam pengiriman barang, Rudi juga berpesan kepada PT Persero Batam untuk mempermudah segala pelayanan di pelabuhan.
“Kalau barang sudah ada, pelayarannya juga sudah ada, ditambah dengan pelayanan yang tidak berbelit, maka orang akan melihat Batam sebagai tempat pengiriman barang. Maka target 2 juta TEuS per tahun, ini akan bisa dicapai,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Persero Batam, Arham S. Torik, mengatakan bahwa pelayaran langsung ke China itu akan rutin satu kali dalam seminggu. Untuk tahap awal ini, kapal MV SITC Hakata membawa 168 kontainer dari China ke Batam. Sementara dari Batam, akan ada 100 kontainer milik Eco Green yang akan dibawa ke China.
“Ke depannya, kita harapkan ini akan menjadi lebih besar lagi karena kapasitas kapal ini 1.000 TEuS, yang bisa muat 1.000 kontainer 20 feet,” ujarnya.
Arham menambahkan, sejauh ini pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan. Ke depannya, ia menargetkan akan ada 4 hingga 5 perusahaan lagi yang akan ekspor ke China melalui pelayaran langsung ini.
“Kita harapkan tiap minggunya akan meningkat sampai penuh kapasitas dan akan menambah muatannya juga. Dengan adanya Direct Call ini, terjadi penurunan biaya logistik sebesar USD600 per TEuS karena hilangnya biaya transhipment di Singapura,” pungkasnya. (*)
BR
Editor: Andri Sofian
#BPbatam #China #PelabuhanBatuampar #PelayaranDirectCall #Berita