Orbit Kepri, Jakarta | Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI AL Muhammad Ali, belum lama ini mengungkap bahwa Indonesia tengah menunggu pengerjaan dua kapal selam kelas Scorpene yang dibangun di PT PAL Indonesia di Surabaya, bekerjasama dengan Prancis. Namun penyelesaiannya membutuhkan waktu 5 hingga 7 tahun. Hal tersebut diungkapkan saat Laksamana Muhammad Ali berbicara pada seminar internasional ‘Kapal Selam Masa Depan’ yang diadakan di Jakarta pada 14 Mei 2024 lalu.
“Diperlukan waktu lima hingga tujuh tahun untuk membangun kapal selam Scorpene. Oleh karena itu, diperlukan solusi sementara,” ucapnya, sebagaimana dimuat di laman Antara, Senin (27/5/2024).
Oleh karena itu, TNI AL akan mengusulkan pembelian kapal selam untuk penggunaan sementara. Pasalnya untuk saat ini, Indonesia hanya memiliki 4 unit kapal selam TNI AL siap tempur. Sementara idealnya, TNI AL minimal memiliki 12 kapal selam siap tempur untuk menjaga 6.4 juta kilometer persegi wilayah perairan Indonesia.
“Di masa depan, kita bisa menargetkan armada 12 kapal selam bersama dengan kapal selam yang lebih kecil atau sistem tak berawak,”
Dua kapal selam tempur kelas Scorpene Evolved akan dibangun di Indonesia berkat transfer teknologi dari Naval Group Prancis. Selain Prancis, pengadaan kapal selam bisa juga dilakukan dari negara lain, seperti halnya Jerman, Italia, China dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Seperti yang disebutkan Menteri Pertahanan, kebutuhan kapal selam itu signifikan, jadi ada opsi untuk pengadaannya dari berbagai sumber,” ujarnya.
Diketahui saat ini TNI Angkatan Laut sedang mengoperasikan kapal selam tipe 209 KRI Kakra (401) yang diperoleh dari Jerman Barat pada tahun 1980-an. TNI Angkatan Laut mengoperasikan total 4 kapal selam, termasuk 3 kapal selam kelas Jang Bogo dari Korea Selatan, antara lain KRI Nagapasa (403), KRI Ardade Dali (404) dan KRI Alugoro (405).
Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, juga sempat mengungkapkan rencana Indonesia terkait kapal selam. Ia mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa Indonesia akan memiliki hingga 50 kapal perang dalam 2 tahun ke depan, dilansir dari defensetoday.kr. Apalagi dengan adanya pelanggaran yang terus-menerus dan agresif oleh China terhadap Zona Ekonomi Perluasan Indonesia. Alasan itu tampaknya yang memberikan dorongan kepada Prabowo dan Presiden Jokowi untuk mendorong komitmen anggaran yang serius.
Daftar senjata yang diinginkan mencakup beberapa skuadron Rafale Prancis dan pesawat tempur F-15EX buatan Boeing. Prabowo telah menandatangani kesepakatan untuk dua fregat British Arrowhead 140, yang akan dibangun di Indonesia dan enam fregat multi-peran FREMM Italia, serta dua fregat ringan kelas Maestrale Angkatan Laut Italia yang diperbaharui. Komitmen awal sebesar USD125 miliar pun tertuang dalam dokumen “Pemenuhan Kebutuhan Alutsista Kemhan dan TNI Tahun 2020-24” yang dirilis pada Juni tahun 2021. (*)
BK
Editor: Andri Sofian