Tentara Serbu Istana Presiden Bolivia, Begini Kronologi Upaya Kudeta Terhadap Presiden Luis Arce

Pasukan tentara Bolivia di bawah komando mantan panglima angkatan darat Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga serbu istana negara. (Foto: Ist, Rabu 26/6/2024)
banner 468x60

Orbit Kepri, Internasional | Keadaan negara Bolivia sempat menegangkan pada Rabu (26/6/2024) kemarin. Pasukan tentara negara ini berupaya melakukan kudeta dan menyerbu ibu kota La Paz dengan puluhan kendaraan lapis baja (tank). Pasukan memasuki Plaza Murillo, sebuah alun-alun bersejarah tempat kantor kepresidenan dan kongres berada. Bahkan salah satu tank mencoba mendobrak pintu besi istana presiden.

Dikutip dari laporan Associated Press, bahwa tank ini dikendarai oleh mantan panglima angkatan darat Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga Macias. Sebelumnya pada Selasa (25/6/2024), Zuniga telah dipecat sebagai panglima angkatan darat akibat serangkaian ancamannya yang ditujukan kepada mantan Presiden Bolivia, Evo Morales. Ia muncul di televisi pada Senin (24/6/2024) dan mengatakan dia akan menangkap Morales jika bersikeras untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada tahun 2025.

Bacaan Lainnya
Pasukan tentara Bolivia di bawah komando mantan panglima angkatan darat Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga serbu istana negara. (Foto: Ist, Rabu 26/6/2024)

“Kami akan merebut kembali tanah air ini,” kata Jenderal Juan Jose Zuniga Macias kepada wartawan di lapangan Plaza Murillo, seperti yang diberitakan surat kabar El Deber.

Sebelumnya pada Selasa (25/6/2024), Zuniga telah dipecat sebagai panglima angkatan darat akibat serangkaian ancamannya yang ditujukan kepada mantan Presiden Bolivia, Evo Morales. Ia muncul di televisi pada Senin (24/6/2024) dan mengatakan dia akan menangkap Morales jika bersikeras untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada tahun 2025.

Morales, merupakan presiden pertama Bolivia yang berasal dari suku asli yang sangat populer. Dengan mengabaikan konstitusi, ia mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat pada 2019 lalu. Pemimpin serikat koka yang berhaluan kiri ini pun menang. Tetapi ia dipaksa mengundurkan diri oleh protes atas kecurangan pemilu. Morales melarikan diri dan kemudian kembali lagi ke Bolivia setelah Arce yang sehaluan dengannya memenangkan kursi kepresidenan pada bulan Oktober 2020.

Sejak Morales kembali, perebutan kekuasaan pun berkembang di antara mereka. Morales semakin sering mengkritik pemerintahan. Ia menuduh pemerintah Arce melakukan korupsi, menoleransi perdagangan narkoba, dan menyingkirkannya secara politis.

Enam bulan lalu, Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Morales dari pemilihan umum 2025. Namun ia tetap saja mencalonkan diri sebagai kandidat dari partai Movimiento al Socialismo (MAS) atau Gerakan Menuju Sosialis.

Dengan keadaan itu, Jenderal Zuniga berdalih bahwa kudeta yang dilakukan adalah karena kelumpuhan ekonomi akibat pertikaian para elit politik. Dia mengatakan telah muak dengan pertikaian politik dan mengambil jalan pintas untuk memulihkan demokrasi.

“Kami mendengarkan tangisan rakyat karena selama bertahun-tahun, para elite telah mengambil alih kendali atas negeri ini. Para politisi telah merusak negara. Lihatlah situasi saat ini, ke dalam krisis semacam apa mereka menjebloskan kita,” serunya.

Presiden Bolivia Luis Arce pun mengumumkan adanya upaya kudeta ini. Ia mengajak rakyat Bolivia untuk mengorganisir dan memobilisasi kekuatan melawan kudeta demi membela demokrasi.

Pasukan tentara Bolivia di bawah komando mantan panglima angkatan darat Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga serbu istana negara. (Foto: Ist, Rabu 26/6/2024)

“Hari ini negara sedang menghadapi upaya kudeta. Hari ini negara ini sekali lagi menghadapi kepentingan sehingga demokrasi di Bolivia dipotong pendek,” ucap Arce dikutip dari Reuters.

Presiden Arce menemui pemimpin percobaan kudeta militer di pintu istana presiden setelah kendaraan lapis baja menabrak pintu istana pemerintah Bolivia.

“Segera tarik semua kekuatan ini. Itu perintah,” tegasnya kepada Zuniga.

Hanya bertahan selama tiga jam, upaya kudeta di Bolivia gagal setelah seorang panglima militer yang baru diangkat, Jose Wilson Sanchez, memerintahkan para pasukan untuk kembali ke pangkalan mereka. Akhirnya pasukan tentara Zuniga mundur dan polisi mengambil alih alun-alun Plaza Murillo di kawasan Istana kepresidenan Bolivia. Zuniga segera ditangkap oleh pihak berwenang Bolivia dan membawanya pergi.

Pada Rabu malam, Menteri Pertahanan Edmundo Novillo memastikan negara Bolivia telah kembali aman dan terkendali. Novillo mengatakan bahwa Bolivia telah menyiasati sebuah kudeta yang gagal.

“Situasi telah terkendali,” ujarnya dalam jumpa pers, sembari ditemani oleh panglima militer Jose Wilson Sanchez.

Selanjutnya pada Kamis (27/6/2024), pemerintah Bolivia mengumumkan bahwa 17 orang, termasuk personel militer dan pensiunan serta warga sipil, telah ditangkap sehubungan dengan upaya kudeta terhadap Presiden Luis Arce. Di antaranya adalah Zuniga dan mantan panglima angkatan laut, Juan Arnez Salvador.

Pemerintah Bolivia mengumumkan telah menangkap 17 orang, termasuk personel militer dan pensiunan serta warga sipil, atas upaya kudeta terhadap Presiden Luis Arce. Di antaranya adalah Jenderal Juan Jose Zuniga dan mantan panglima angkatan laut, Juan Arnez Salvador. (Foto: Ist, Kamis 27/6/2024)

“Sebanyak 17 orang telah ditangkap karena berusaha melakukan kudeta di wilayah nasional,” kata Menteri Dalam Negeri Bolivia Eduardo del Castillo dalam konferensi pers.

Menurut Eduardo, sehari sebelum pemberontakan militer, Presiden Arce memberi tahu panglima militer Jenderal Juan Jose Zuniga Macias bahwa dia diberhentikan karena tindakannya tidak sejalan dengan konstitusi politik menyusul beberapa serangan yang dilakukan Zuniga terhadap mantan Presiden sayap kiri Evo Morales.

Namun saat sebelum ditahan, Zuniga sempat mengklaim bahwa kudeta ini hanya sebuah rekayasa. Ia mengaku hanya menjalankan arahan Presiden Arce.

“Presiden mengatakan kepada saya bahwa situasinya memburuk dan kritis. Sangat penting untuk mempersiapkan sesuatu demi menaikkan popularitas saya,” ungkap Zuniga mengutip ucapan Arce kepadanya.

Bahkan Zuniga juga membeberkan percakapannya dengan Presiden Arce sebagai berikut: “Apakah harus membawa serta unit kendaraan lapis baja?” yang dijawab oleh presiden “Bawalah mereka keluar dari barak”.

Klaim tersebut segera dibantah oleh Menteri Kehakiman Ivan Lima. Ia menyebut bahwa Zuniga berbohong dan harus menjawab tindakannya di muka pengadilan. Kejaksaan dikabarkan sedang mempersiapkan dakwaan dengan ancaman penjara 15 sampai 20 tahun.

“Karena telah menyerang demokrasi dan konstitusi,” tulis Lima di platform X atau Twitter.

Para pendukung pemerintah pun turun ke jalan untuk merayakan tegaknya supremasi sipil. Mereka mengibarkan bendera negara dan menyanyikan lagu-lagu nasional.

Upaya kudeta tersebut dikutuk oleh sebagian besar negara di Amerika Latin, termasuk Ekuador, Uruguay, Paraguay, Brasil, Chili, Kolombia dan Meksiko. (*)

Editor: Andri Sofian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *