Tingkatkan Jurnal Ke Internasional, Uniba Gandeng Relawan Jurnal Indonesia (RJI)

LPPM Uniba, Kota Batam, Kepulauan Riau, bekerjasama dengan Relawan Jurnal Indonesia (RJI) menggelar Literasi Jurnal Batam dan Launching RJI World Class University Program 'Pendampingan Internasionalisasi Jurnal (DOAJ dan Scopus)'. (Foto: Humas, Sabtu 31/8/2024)
banner 468x60

Orbit Kepri, Batam | Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Batam (Uniba), Kota Batam, Kepulauan Riau, menggelar Literasi Jurnal Batam dan Launching RJI World Class University Program ‘Pendampingan Internasionalisasi Jurnal (DOAJ dan Scopus)’. Dalam pelaksanaannya, Uniba bekerjasama dengan Relawan Jurnal Indonesia (RJI).

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor I Universitas Batam, Prof Dr Ir Chablullah Wibisono, MM, di Rumengan Hall Uniba, Batam Center, dengan didampingi Wakil Rektor III, Dr Mohamad Gita Indrawan, ST, MM. Sedangkan pesertanya tidak hanya berasal dari Uniba saja, melainkan juga dari daerah lainnya. Di antaranya berasal dari Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Kota Batam.

Bacaan Lainnya
LPPM Uniba, Kota Batam, Kepulauan Riau, bekerjasama dengan Relawan Jurnal Indonesia (RJI) menggelar Literasi Jurnal Batam dan Launching RJI World Class University Program ‘Pendampingan Internasionalisasi Jurnal (DOAJ dan Scopus)’. (Foto: Humas, Sabtu 31/8/2024)

“Kita memiiki Sinta 4 baru kedokteran. Kita punya 13 prodi. Syarat ujian tesis harus punya Sinta 4, itu SK Rektor. Kemudian untuk lulus S3 harus punya Sinta 2, apalagi ke Guru Besar harus punya jurnal Scopus paling tidak Q2. Biayanya cukup besar. Kalau kita sendiri sudah miliki jurnal Scopus Q2 tentu bianyanya lebih murah. Peluang teman-teman untuk jadi Guru Besar sangat memungkinkan. Semakin banyak Guru Besar kan syarat terakreditasi unggul,” ucap Prof Dr Ir Chabullah Wibisono, MM, Sabtu (31/8/2024).

Ia pun berharap, melalui kerjasama dengan RJI akan bisa memberikan spirit bagi Uniba memberikan banyak jurnal yang terakreditasi Sinta 1, Sinta 2, Scopus 3, 4 dan Strata 1.

“Kemudian memberikan rangsangan dan spirit kepada dosen untuk aktif melakukan penelitan,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Kepala LPPM Uniba, Dr Ir Yuanita FD Sidabutar, ST, MSi, menerangkan bahwa di divisi publikasi ilmiah terdapat 19 jurnal. Satu jurnal pengabdian kepada masyarakat dan 18 lainnya adalah jurnal penelitian. Yuanita mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan komitmen dan konsisten dalam publikasi ilmiah. Sebab untuk meningkatkan jabatan fungsional dosen, sangat dibutuhkan publikasi ilmiah.

“Publikasi itu arahnya ke Internasional. Nah kita baru 1 dari 19 Jurnal yang terindeks Sinta,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, Uniba membutuhkan RJI sebagai pendampingan untuk meningkatkan ke Scopus atau jurnal internasional.

“Peserta dari Uniba sendiri ada 17 pengelola jurnal yang mewakili seluruh pengelola jurnal di Uniba,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua PP RJI, Andista Candra Yusro, mengatakan bahwa program Literasi Jurnal ini merupakan program rutin. Sebelumnya pernah dilakukan di Jakarta dan di Makasar dan kali ini di Batam. RJI hadir untuk memberikan edukasi literasi publikasi jurnal tersebut, sehingga tidak terjerumus kepada jurnal predator.

“Tema ini diambil karena kebutuhan terkait jurnal internasional yang tinggi. Banyak peneliti masuk ke jurnal-jurnal predator di luar negeri. Makanya kami berusaha mendampingi peneliti di Indonesia supaya kita bisa punya jurnal-jurnal yang kualitas bagus, agar bisa dimanfaatkan,” tuturnya.

Acara dihadiri oleh sejumlah narasumber berpengalaman di bidang akademik dan jurnal ilmiah. Di antaranya adalah Ikhwan Arief, PhD (Managing Editor DOAJ), Handoko (Editor Jurnal Scopus), Tanzil Multazam (Dewan Pengawas RJI), Andista Candra Yusro (Wakil Ketua RJI) dan Dr Yusuf Saefudin (Sekjend RJI) yang menekankan pentingnya literasi jurnal dalam mencegah kesalahan ilmiah (scientific misconduct).

Pada kesempatan ini, Wakil Ketua RJI Andistra Candra Yusro menyoroti pentingnya menjaga integritas akademik dalam publikasi ilmiah. Menurutnya literasi jurnal adalah salah satu kunci untuk meminimalisir kesalahan ilmiah tersebut.

“Menghindari scientific misconduct adalah hal yang sangat penting dalam dunia akademik. Kasus pencopotan guru besar, duplikasi karya ilmiah mahasiswa dan pelanggaran akademik lain yang viral belakangan ini harus menjadi refleksi bersama tentang pentingnya menjaga integritas dalam publikasi ilmiah,” ujarnya.

Acara ini juga menyajikan berbagai materi mengenai pentingnya jurnal yang terindeks dalam basis data internasional seperti DOAJ dan Scopus. Para narasumber, termasuk Ikhwan Arief dan Handoko berbagi wawasan tentang proses dan manfaat indeksasi jurnal di platform tersebut. Dengan adanya indeksasi ini, kualitas dan kredibilitas jurnal dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya akan berkontribusi positif terhadap karir akademik dosen.

Sekjend RJI, Dr Yusuf, menjelaskan bahwa RJI memainkan peran penting dalam memastikan tata kelola jurnal yang baik. RJI berkomitmen untuk membantu jurnal-jurnal lokal meningkatkan kualitas dan mencapai standar internasional. Dengan tata kelola yang baik, dapat meminimalisir scientific misconduct dan meningkatkan kepercayaan terhadap publikasi ilmiah.

“Program ini tidak hanya memberikan pendampingan teknis terkait indeksasi jurnal, tetapi juga memperkenalkan program RJI World Class University, yang bertujuan untuk mendukung universitas-universitas di Indonesia agar dapat bersaing di kancah internasional melalui peningkatan kualitas publikasi ilmiah,” pungkasnya. (*)

Editor: Andri Sofian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *